Beranda | Artikel
Mutiara Faedah dari Ayat Murtad
Minggu, 28 April 2024

Murtad bermakna keluar dari agama Islam. Seseorang ketika sudah berada di dalam agama Islam, di kemudian hari ia keluar dari agama Islam ke agama lainnya, yang seperti ini sering kali di negeri kita diistilahkan dengan murtad.

Di dalam Al-Qur’an Al-Karim terdapat firman Allah Ta’ala tentang masalah murtad, yang tentu banyak mutiara faedah yang bisa dipetik dari ayat tersebut. Allah Ta’ala berfirman,

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَن يَرۡتَدَّ مِنكُمۡ عَن دِينِهِۦ فَسَوۡفَ يَأۡتِى ٱللَّهُ بِقَوۡمٍ۬ يُحِبُّہُمۡ وَيُحِبُّونَهُ ۥۤ أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلۡكَـٰفِرِينَ يُجَـٰهِدُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوۡمَةَ لَآٮِٕمٍ۬‌ۚ ذَٲلِكَ فَضۡلُ ٱللَّهِ يُؤۡتِيهِ مَن يَشَآءُ‌ۚ وَٱللَّهُ وَٲسِعٌ عَلِيمٌ

Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang beriman, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Maidah : 54)

Di antara mutiara faedah dari ayat ini:

Pada ayat ini, terdapat isyarat terhadap suatu hal yang akan terjadi setelah kematian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

Yaitu, murtadnya beberapa bagian dari kabilah Arab, yang mana mereka murtad dengan dua keadaan:

Pertama: Murtad secara keseluruhan keluar dari agama Islam.

Kedua: Murtad dengan cara enggan untuk membayar zakat.

Para ulama telah bersepakat akan wajibnya memerangi orang-orang yang enggan membayat zakat. Sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu dan telah disepakati pula oleh para sahabat radiyallahu ’anhum.

Al-Hasan Al-Bashri mengatakan,

عَلِمَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَّ قَوْمًا يَرْجِعُوْنَ عَنِ الإِسْلَامِ بَعْدَ مَوْتِ نَبِيِّهِمْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرَ أَنَّهُ سَيَأْتِي بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمُ اللهُ وَيُحِبُّوْنَهُ

Allah Tabaraka wa Ta’ala mengetahui bahwasanya akan ada suatu kaum yang mereka murtad dari agama Islam setelah kematian Nabi mereka shallallahu ‘alaihi wasallam. Karenanya, Allah mengabarkan akan datang suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka cinta kepada Allah.” (Tafsir Al-Baghawi, 3: 69)

Ayat ini menerangkan bahwasanya murtad tidaklah terjadi, melainkan setelah adanya keimanan

Berdasarkan firman Allah Ta’ala,

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَن يَرۡتَدَّ مِنكُمۡ

Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad…

Inilah hakikat murtad yang sebenarnya. Tidak dikatakan murtad, kecuali setelah adanya keimanan. Oleh karena itu, orang-orang Yahudi yang pindah kepada agama Nasrani tidak dikatakan murtad, karena tidak terdapat keimanan pada mereka. Begitu pun dengan agama-agama lainnya. Dari hal ini, dapat diketahui suatu hukum bahwasanya beda antara murtad dengan kafir.

Baca juga: Bersikap pada Saudara yang Murtad

Agama yang benar hanyalah agama Islam

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلۡإِسۡلَـٰمُ

Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran: 19)

Di antara bukti bahwa agama yang benar adalah Islam terletak pada ayat di surah Al-Ma’idah yang sedang dibahas. Allah menyandarkan kata “agama” bagi orang yang murtad sebelum mereka murtad. Adapun setelah murtad, tidak disebutkan agama apa pun.

مَن يَرۡتَدَّ مِنكُمۡ عَن دِينِهِ

Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya…

Allah tidak menyebutkan “Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya kepada agama ini atau agama itu.” Dari sini, menunjukkan bahwa agama yang benar hanyalah Islam.

Allah akan memberikan ganti yang sangat spesial bagi mereka yang ditinggal murtad oleh keluarga, karib kerabat, maupun sahabat dekat

Pada firman Allah Ta’ala,

فَسَوۡفَ يَأۡتِى ٱللَّهُ

Maka, kelak Allah akan mendatangkan…

Allah Ta’ala yang langsung akan menggantikan. Ini merupakan dalil bahwasanya segala keutamaan hanya milik Allah Ta’ala. Dan pada ayat ini terdapat penjelasan bahwasanya ganti dari Allah lebih spesial dibandingkan dengan perginya orang-orang yang murtad. Dilihat dari dua hal:

Pertama: Dari segi jumlah bilangan. Allah menyebutkan pada ayat di atas orang-orang yang murtad dengan jumlah satu saja. Allah Ta’ala tidak mengatakan, “Orang-orang yang murtad di antara kalian.” Namun, Allah berfirman, “Barangsiapa di antara kalian ada satu orang yang murtad.” Dapat dilihat dari konteks ayat yang menggunakan ifrad atau kata tunggal. Bukan jamak atau plural.

Namun, ketika Allah menyebutkan gantinya Allah Ta’ala berfirman,

فَسَوۡفَ يَأۡتِى ٱللَّهُ بِقَوۡمٍ۬

Maka, kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum…

Maka, satu orang yang murtad, akan diganti dengan suatu kaum.

Kedua: Dari segi sifat atau karakteristik. Orang-orang yang murtad terhapus pahala amalan mereka dengan murtad tersebut dan orang yang murtad sangat sedikit, bahkan sama sekali tidak ada manfaat bagi umat dengan adanya mereka. Mereka pun orang-orang yang lemah imannya sebelum murtad. Namun, lihatlah ganti yang Allah berikan dengan karakteristik yang sangat istimewa. Allah Ta’ala berfirman,

فَسَوۡفَ يَأۡتِى ٱللَّهُ بِقَوۡمٍ۬ يُحِبُّہُمۡ وَيُحِبُّونَهُ ۥۤ أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلۡكَـٰفِرِينَ يُجَـٰهِدُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوۡمَةَ لَآٮِٕمٍ۬‌ۚ

Maka, kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang beriman, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.

Lihatlah ganti yang Allah berikan dari satu orang yang murtad.

Pertama: Akan ada suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai Allah.

Kedua: Kaum tersebut bersikap lemah lembut terhadap orang beriman dan bersikap keras terhadap orang kafir.

Ketiga: Mereka gemar untuk berjihad di jalan Allah.

Keempat: Mereka tidak gentar terhadap celaan para pencela.

Setelah Allah gantikan dari segi jumlah, Allah gantikan pula dengan sifat-sifat ataupun karakterisitik yang istimewa dan spesial.

Sebagian orang bersedih ketika mendengar ada kerabat dekatnya yang murtad keluar dari agama Islam. Kiranya ini adalah hal yang wajar ia bersedih sejenak karena mungkin kecintaannya kepada kerabat dekatnya karena Allah. Namun, lihatlah ganjaran yang sangat melimpah bagi mereka yang bersabar dan betul-betul memahami ayat Allah Ta’ala. Setidaknya hal ini bisa menjadi penghibur untuknya.

Semoga bermanfaat.

Baca juga: Macam-Macam Kemurtadan

***

Sleman, 12 Syawal 1445 H / 22 April 2024 M.

Penulis: Zia Abdurrofi


Artikel asli: https://muslim.or.id/93358-mutiara-faedah-dari-ayat-murtad.html